Minggu, 21 Agustus 2011

Catatan Kecil untukMu

Ini adalah sebuah catatan kecil curahan hatiku
Dengan ini
Aku ingin menyampaikan pada Allah
Apa inginku
Apa permintaanku

Dia hadir memberikan warna dalam hidupku
Dia hadir memberikan senyuman di hidupku
Dia datang membawa kenyamanan untukku
Aku nyaman bersamanya

Ya Allah aku sayang dia
aku ingin kau mengikat kami dalam satu raga
aku ingin kau memberikan kami kesempatan untuk bersama
menjalin kebahagian yang Engkau ridhoi

Ya Allah aku sayang dia
hati ini telah aku berikan untuknya
diri ini telah aku serahkan padanya

Ya Allah Engkau Maha Tahu
Engkau Maha Pemurah
Engkau Maha Penyayang
dan Engkau Maha Pengasih
Ya Allah..
Aku mohon berikan dia umur panjang
berikan dia kesempatan itu
kesempatan untuk menjagaku Ya Allah

Aku memohon padamu Ya Allah
Aku berserah diri padamu Ya Allah
Aku minta dengan separuh nyawaku
Aku minta dia diberi kesempatan
untuk hidup lebih lama lagi

Aku sangat menyayanginya
jiwa ini tlah menyatu dengannya Ya Allah
Aku mohon padamu..
Sembuhkanlah dia
dari penyakit itu Ya Allah
Tuntunlah dia untuk slalu berada di jalanMu
dan berikanlah dia ketabahan 
dalam menjalani segala cobaan darimu

bismillahirrahmanirrahim...
Aku ingin dia sembuh dari penyakitnya
Aku ingin dia bisa melihat dunia ini lebih lama lagi
Amiiiiiiiinnnnn

Kamis, 18 Agustus 2011

"SUAMI UNTUK TANTEKU"

Aku dan dia sudah menjalani hubungan ini hampir 2 tahun. Lima bulan lagi genap dua tahun. Tak ada yang tahu apa yang terjadi pada kami. Berjalan terus, atau terhenti sebelum genap 2 tahun. Tapi aku selalu positive thinking, hubungan ini akan langgeng hingga nanti. Karena kami saling menyayangi.
"Bentar lagi aku wisuda sayang, ntar kalo aku pulang, kita long distance donk. " Ucapku pada kekasihku tersayang. Yang sebentar lagi akan ku tinggalkan karena tempat asalku tak sama dengan Septo, kekasihku.
Aku bertemu Septo dua tahun yang lalu di sebuah cafe milik salah seorang teman Septo. Sejak itulah aku bertemu dia dan menjalin hubungan hingga sekarang. Hanya saja Septo asli orang Jawa, dan aku asli orang Sumatera. Dan aku di Jawa Timur, hanya untuk kuliah.
"Biarpun nanti kita jau, tapi hati kita tetep deket kok sayang." Jawab Septo sedikit gombal.
"Ihh sayang gombal deh." Kilahku.
"Tapi suka kan... !!!" Godanya lagi.
"Iya deh, iya.... Oya sayang, dua minggu lagi kan aku wisuda, abis itu mungkin bulan depan aku sudah pulang dan nggak ke sini lagi."
"Kamu tenang aja, nanti aku minta sama bos biar aku bisa dipindah tugaskan ke Sumatera sayang."
"Ah.. yang bener??? Iya deh sayang, semoga aja bosnya sayang ngerti yaa."
"Iya, Amiiinnn !!!" ucap Septo sembari mengecup keningku dan merangkul tubuhku.

Selesai juga kuliahku d sini, di Surabaya yang penuh kenangan bagiku. Besok, aku harus meninggalkan kota ini dan pulang kembali ke rumah orang tuaku di Sumatera.
"sayang, aku pasti bakal kangen banget sama kamu. Nanti kalo aku udah di Sumatera jangan macem-macem ya." Ucapku dengan manja, sembari mengepak barang-barangku ke dalam koper.
"Iya sayang, pasti !! Sayang juga jangan macem-macem ntar di sana ya. Awas loh kalo ketahuan godain cowo, aku sentil loh ntar."
"Ihh sayang sejak kapan aku suka godain cowok, yang ada juga sayang tuh yang suka main mata ma cewek, hayoo.... "
"Udah ah.. ntar malah berantem jadinya. Yang penting kita sama-sama jaga diri dan kepercayaan. AKu percaya sama kamu, dan kamu juga harus jaga kepercayaan dari aku, ok??" Ucap Septo.
" Ok sayang !" sahutku sembari tersenyum manis.
Tak terasa sudah berjalan seminggu aku di Sumatera. Rasanya hampa tanpa dia. Tapi syukurlah, sekarang teknologi sudah canggih. Kita tetap bisa tatap muka walau kita jauh. Yupz... lewat internet :)
Saat ini bagiku penemu internet adalah orang yang paling berjasa. Hahahaha.... Yupz.. karena dialah aku bisa menikmati canggihnya teknologi seperti sekarang ini. Hihihi lebay mode on.
"Lagi apa yen?" tanya tanteku dari depan pintu kamarku. Membuatku terkejut.
"Huh... Tante bikin aku kaget aja neh. Aku lagi chat ma cowokku tante. Mau ngobrol nggak ma cowokku?" jelasku pada tante. Tante, adik ayahku yang ketiga ini masih belum nikah. Padahal umurnya, ibarat buah sudah mateng, dan saatnya untuk dipetik. Klo nggak dipetik ntar jadinya tambah busuk. Tante begitu karena mungkin dia masih sedikit keinget mantannya yang dulu.
"Ohh... Pacar kamu. kenalin ke Tante donk" Seru tanteku.
"Ya udah neh Tante ngobrol aja dulu ma cowokku. Aku tinggal dulu. Aku mau ke depan bentar." Suruhku sambil menyerahkan headset laptopku pada tante.

***

"Kemarin ngobrol apa aja ama tanteku sayang?" tanyaku pada Septo via telepon.
"Tante mau minta cariin pacar, ya udah aku kenalin aja ma saudara dari kaka iparku, si Doni itulah sayang."
"Ooo... Iya, cariin aja sayang, biar tante cepet-cepet nikah. Abis itu baru kita yang nikah ya sayang, hahahaha" Gurauku.
"Iya, tentu sayang. Oya, aku punya kabar baik. Mulai bulan depan aku pindah ke Sumatera. Bos udah setujuin permintaan mutasiku."
"Waahh... yang bener sayang? asikkkk... !! Muaaacchh muaacchh, I miss you honey" Sorakku bahagia. Akhirnya aku nggak jauh lagi ama Septo.

"Gimana hubungan Tante ama Doni?" tanyaku pada tante.
"Nggak tau, udah nggak ada kabarnya. No hp nya nggak aktif-aktif. Kalaupun aktif telpon tante nggak diangkat-angkat sama dia." cuhat tante setelah 3 minggu menjalani hubungan sama Doni.

Umur cowokku dengan umur tanteku ternyata nggak jauh beda. Umur tante 30 tahun, dan umur Septo 32 tahun.
Sudah hampir satu bulan Septo tinggal di Sumatera. Dia sering ke rumahku. Dan dia juga sering banget ngobrol sama tanteku. Tapi kok tante makin sering aja ya ke rumahku, nanyain Septo pulaaa...
"Huh.... aku nggak boleh curiga gitu ama tante"Pikirku.
Aku ceritakan semua kecurigaanku sama Septo, tentang kecemburuanku terhadap tante.
"Ada-ada aja kamu. Nggak mungkinlah. Jangan mikir gitu lagi ya sayang." Hibur Septo. "Iya sayang." Anggukku.
Hubunganku ama Septo nggak direstui mama. Mama nggak suka ama Septo, karena jauh beda umurku ama Septo. Umurku 23 tahun, sedangkan umur Septo sudah 32 tahun. beda 9 tahun. Ketuaan kata mama. Tapi aku nggak peduli. Aku sayang ama Septo. Nggak peduli umur kami beda jauh.
Tanpa sengaja aku mendengar rencana keluargaku untuk menjodohkan tanteku ama Septo. Hatiku terpukul mendengar itu. Pacarku dijodohin ama tanteku?? OMG... ada apa lagi ini??? Ini sebuah cobaan atau takdir??? Semaleman aku nggak bisa tidur mikirin rencana itu.
Aku ragu untuk cerita ama Septo. Reaksinya pasti bilangg nggak mungkin.
Hari ini semua anggota keluarga dikumpulin, terutama aku, ortuku, Septo dan Tanteku.
Aku sudah tahu apa rencana mereka. Aku nggak bisa mikir lagi. Kepalaku rasa nyut nyut. Pusing semaleman nggak bisa tidur.
Entah apa yang diomongin mereka. Aku nggak bisa konsen dengarnya. Yang ada di otakku adalah rencana itu. Pacarku dijodohin sama tanteku. Bagaimana nasibku?
"Yeni, kamu gimana? Bersedia apa nggak?" tanya mama membuyarkan lamunanku. Aku terdiam. Aku nggak tahu apa yang mereka omongin sejak tadi. Rasanya kepalaku makin sakit. hatiku juga. Dadaku terasa sesak. Tubuhku terasa ringan. melayang seperti berada di atas awan.
bayang-bayang Septo dan tante ada di atas sana. Septo dengan pakaian ynag rapi serta jas. Dan tante yang dibalut baju kebaya putih yang menawan.
"Yeni....." dari mulut tante aku dengar panggilan samar-samar. Aku membuka mata.
"Yeni, akhirnya kamu sadar juga." ucap mama sembari mencium keningku. lalu mengusap-usap rambutku.
"Ada apa ma?" tanyaku. Masih terasa kepalaku nyut-nyut. aku lihat di sekitarku ada ortu, tante dan wajah yang selama ini aku sayang, Septo.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya mama. " Kenapa kamu tiba-tiba pingsan? Kamu nggak enak badan?" tanya mama lagi.
"Iya mama. Aku nggak bisa tidur tadi malem. Aku mau istirahat dulu ya ma. Tolong tinggalin aku sendiri."

Setelah aku agak baikan orang tuaku ngomong baik-baik sama aku. Kali ini aku lebih tabah menghadapinya walau hatiku terasa tertusuk. "Kata Septo, dia meyerahkan semuanya sama kamu." ucap Papa. "Kalo kamu setuju dia kana menikahi tante Midah, Tapi kalo kamu nggaks etuju, dia nggak akan mengganggumu lagi." Jelas Papa.
"Boleh aku minta waktu Pa buat mikirin semua ini. Aku perlu mikir. Aku perlu waktu pikirin semua ini mateng-mateng." Jawabku.
"Tentu sayang. Papa akan kasih waktu 3 hari sama kamu. Papa dan mama yakin kamu pasti bisa ngambil keputusan yang benar."
Aku pun tersenyum. Lalu berdiri menjauh dari mereka. Sealam tiga hari aku nggak keluar kamar, nggak menggunakan HP, kecuali keluar kamar untuk makan.
Aku benar-benar pusing dengan semua ini. Dan aku harap aku bisa ambil keputusan yang tepat. "Sepertinya sebelum aku putusin, aku harus ngomong ma Septo dulu." Pikirku.. Ku ambil HP. Dan ku pencet call pada nomernya Septo. Di layar masih tertulis My Husband. Nama yang aku aksih untuk nomernya Septo di HP ku. Makin sakit rasanya hatiku.
"Halloo... !" Sahut Septo.
"Septo, aku mau nanya untuk terakhir kalinya, boleh?" tanyaku yang serasa asing sekarang, karena ku harus manggil dia dengan nama, bukan sayang lagi.
"Nanya apa? Silakan !" ucap Septo.
"Kalo aku setuju kamu dijodohin ama tante Midah, apa kamu bahagia?"
"Aku bahagia kalo kamu bahagia. Tapi kalo kamu merasa sakit, aku nggak akan terima. Lebih baik aku ninggalin semua ini."
Air mataku jatuh. Semakin berat rasanya keputusanku ini.
"Jangan setuju kalo pernikahan ini membuat kamu sakit selamanya. Aku nggak mau bikin kamu sakit. Aku sayang kamu. Dan nggak akan aku biarin kamu sakit."
"Aku nggak akan sakit, tenang aja. Toh kalo kamu nikah sama tante, aku masih punya banyak kesmepatan untuk mencari cwook lain ynag lebih baik lagi, dan tentunya yang bisa di restuin sama mama. Mungkin harus kaya gini jalannya. Kita emang nggak ditakdirin untuk bersatu.kamu juga terlalu tua untukku." berat rasanya ngomong kaya gitu. Aku tahu itu menyakitkan baginya dan bagiku juga. tapi aku lakuin semua ini untuk tante Midah. Semoga mereka berdua bahagia. Dan semoga aku b isa merelakannya.
"Ok, kalo kamu maunya itu. Aku akan menikahi Midah."
tut tut tut.... teleponnya ditutup Septo.
ku usap dadaku. Kupejamkan mataku dan kutarik nafas dalam-dalam.
"Bismillah...." bisikku.
"Aku siap melihat pacarku nikah sama tanteku. Moga bahagia Septo dan Midah" Lanjutku dalam benak.
Ku ambil HP. lalu ku ganti contact name di HP ku.
My Husband. Ku pilih edit. lalu ku ketik sebuah nama baru "OM SEPTO".

Sabtu, 06 Agustus 2011

Curahan Ku

Dia yg bilang pertama kali
Dia sayang aku
Ujung-ujungnya seperti ini


Pertama-tama emank perhatian
sayang...
Lucu
Sosok yg aku sukai
yg bisa bikin aku ngerasa nyaman


Aku yang awalnya nerima dia hanya untuk dijalani saja
akhirnya bener-bener menyayanginya
Tapi...
itu semua malah kebalikannya


Sekarang
aku merasa gak di anggap
layaknya seperti seorang pacar


Aku tau dia sibuk
Tapi tak bisakah
Dia luangkan waktu sedikit saja


Aku ingin seperti dulu
Walaupun sederhana
tapi aku ngerasa nyaman


gak seperti sekarang
aku di diemin


Apakah dia selalu seperti itu?
Apakah dia terlalu cuek?


Dia tak pernah tau
hati ini tlah tersakiti oleh semua sikapnya itu


Salahkah aku?
ingin diperhatiin
ingin dimanja


Cewe mana yg tahan
Klo kamu perlakuin kaya gitu
 semua cwe yg bersamamu gak akan tahan... 
gak akan betah d sisimu... 
krna kau tak menjaganya dengan erat


Maaf kalo ada yg merasa tersakiti
atau tersinggung dengan tulisan ini
Ini hanya tulus dari hatiku

keluh kesalku
atas semua sikapnya selama ini

070811        your-firefly.blogspot.com